Laman

Kamis, 05 April 2012

Rumah Hatimu

Sampai kapan hatimu akan bermain-main pada keindahan yang selalu menawarkan godaan dan hasrat. Pada sebingkai kesempurnaan wujud yang selalu memainkan nadanya, mengundangmu untuk sekedar mencicipi rasanya bernyanyi, berdansa atau berlari bersamanya. Tapi tahukah kau ketika kau bisikkan rahasia – rahasia kecilmu yang dititipkan sisa malam pada sebuah pagi melalui setitik embun, atau kau gantungkan cerita – cerita lucumu pada biru awan kemudian di suatu waktu akan dijatuhkan oleh butir-butir hujan di langit yang sudah tak lagi sewarna dan kemudian ditangkap oleh hijau daun, akan selalu ada senyum yang meski terasa getir akan terus menjadi senyum paling kau dambakan ketika kau tak lagi mampu menahan hasrat untuk sekedar berbagi kisah – kisahmu yang tentu tidak begitu menarik bagi sebagian orang. Senyum yang selalu tertahan seperti itu, ringan dan membuatmu ingin terus bercerita tentang liku jalan, tentang gemercik hujan, tentang warna pelangi, tentang kicau burung, tentang langit senja, tentang terang bulan dan tentang apa saja yang telah kau lihat hari itu.
Dan pada suatu waktu yang entah kapan, suatu waktu yang pada akhirnya kau telah lelah berburu, bosan bermain – main pada pesona yang telah melelapkan matamu, kau akan mencari tempat pulang seperti hujan yang pada akhirnya akan mengalir dan bermuara pada sebuah tempat, seperti bulan yang terninabobokkan oleh hadirnya mentari pagi atau seperti sebuah bayangan yang akan terus mengikuti ke mana pemiliknya pergi, kaupun akan pulang, bermuara, terninabobokkan dan mengikutinya. Sebuah tempat yang sebenarnya telah kau miliki sebelum kau menyadari itulah satu – satunya milikmu yang paling nyata, sebuah persinggahan yang tidak akan pernah kau rasakan kejenuhan di dalamnnya karena bukan hanya sebuah keindahan yang tersuguh di dalamnya tapi juga sebuah ikhlas di ujung penantian panjang. Itulah dia tempat yang akan menjadi tempat hatimu pulang, dia adalah rumah, rumah hatimu...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar