Laman

Selasa, 29 Mei 2012

Mei 31 Hari


Di sana…
Di belahan bumi yang lain
Pada waktu yang tidak jauh berbeda dengan tempatku menatap bulan
Ada musim semi yang indah
Yang padanya bermekaran bunga-bunga
Yang padanya ada angin yang bercerita
Yang padanya ada malam yang berkisah
Yang padanya pula ada pagi yang bertelaah
Di sana…
Pada bulan yang sama
Ada kisah-kisah yang merajuk indah
Membentangkan ribuan ingatan lalu
Pada kisah perkenalan
Pada hati yang bertaut
Pada desir ombak
Pada gemercik hujan
Pada ragu yang merajuk
Juga pada cinta yang malu-malu
Di sana…
Ada Mei yang indah
Kutitip pada sebongkah puisi
Dan lalu entah mampu atau tidak kau terjemahkan
Semua adalah bahasa syukur
Semua adalah ucapan terima kasih
Untukmu, seorang raja pada Mei
Pada 31 hari penuh makna
Aku selalu mengagumimu…


Minggu, 27 Mei 2012

#12


Itu malam yang gelap di Bulan Mei
Kau datang sambil tersenyum manis
Mengajakku makan malam berdua
Dan aku semakin menikmatinya
Kau suguhkan makan malam bersama kisahmu hari itu
Aku tergelak meledak
Dan kau bilang kau suka
Tentu aku juga
Di akhir kau sajikan penutup paling dramatis
Sebuah hadiah kecil
Hadiah pertama darimu
Tasbih...


Sabtu, 26 Mei 2012

Yang Tak Bisa Kuungkapkan Pada Mama


Ma…Sungguh aku tak pernah bermaksud menjadi yang paling benar. Karena seberapa banyakpun yang aku tahu, aku tetap anakmu dan kau pastilah lebih berpengalaman dariku. Hanya saja sebagai anakmu aku merasa ada yang salah dengan hubungan kita. Aku tahu kau begitu menyayangiku, memanjakan aku dengan begitu banyak perhatian dan pengertian. Tapi seiring berjalannya waktu, ketika aku mulai tumbuh menjadi gadis yang remaja, aku mulai sadar ada yang salah diantara kita.
Ma…Sungguh, tak bisa kuungkapkan betapa aku sangat bangga padamu, betapa aku sangat mencintaimu dan aku bersyukur memilikimu di dunia ini. Seakan tak ada lagi yang lebih aku butuhkan selain dirimu dan suamimu yang adalah papaku. Tapi Ma, tidakkah kau merasa ada yang salah di antara kita. Mungkin karena aku telah menjadi dewasa, aku telah dapat bersikap selayaknya wanita yang baik sama sepertimu, hanya saja semakin aku mentorerir diriku untuk menaruh rasa hormat setinggi-tingginya padamu, aku selalu merasa ada yang salah. Bukan aku tidak ingin menghormatimu sebagai mamamku, tapi tidakkah ini terlalu berlebihan Ma. Bahkan aku harus membatasi ruang gerakku agar kau menganggap aku menghormatimu layaknya seorang anak kepada orangtuanya. Aku mesti membungkam mulutku pada sesuatu yang ingin kuperjuangkan untuk diriku agar kau bisa menganggap aku hormat kepadamu.
Ma…Sungguh, aku tak bermaksud mengajarimu bagaimana seharusnya menjadi seorang mama dan teman bagi anak-anaknya karena aku belum sampai pada tahap itu. Tapi, selama ini aku telah banyak belajar pada keganjilan yang aku rasakan ada di antara kita tapi tidak pernah aku lihat pada orang-orang di sekitarku. Aku hanya ingin Mama bisa membuka sudut pandang Mama tentang apa yang selama ini Mama anggap benar dan salah karena semuanya tidak lagi sama Ma. Aku telah menjadi wanita dewasa yang butuh lebih dari sekedar Mama. Aku bukan lagi seorang anak kecil yang hanya bisa duduk manis di sampingmu dan melakukan apa yang kau anggap benar karena aku tidak tahu apa-apa. Aku telah berubah, dan aku ingin Mama melihatku sebagai seorang yang dewasa…

Jarak


Kamu yang bernama jarak
Sebegitu lancangnya kau membolak balikkan aku
Kau satukan lalu kau pisahkan seenakmu
Dan kau tahu???
Disetiap bagian yang terpisah olehmu
Ada rindu yang lalu kosong tak bertuan
Dan kau bertahta manis di sana
Kamu yang kusebut jarak
Apa hakmu melakukan ini
Membuatku tersudut pada waktu yang merangkak pelan
Melahirkan imajinasi yang berkedok harapan
Dan aku seakan terperangkap di dalamnya
Berputar dan bermain pada substansi yang kosong
Kamu yang kupanggil jarak
Aku lelah menjadi temanmu
Bermain denganmu hanya akan menyamarkan hatiku
Memendarkan cahaya yang pada awalnya adalah sinar
Menggetarkan segala ketidakstabilan dalam tubuhku
Padahal pada dasarnya mampu kuredam dengan baik
Kau jarak…
Telah menumbuhkan segala luka yang tak pernah kubuka
Menguapkan segala cemas yang selama ini telah kuhempas
Dan cinta yang telah lama kutata dengan rapi
Kini hilang entah ke mana
Sungguh tega kau jarak…

Jumat, 25 Mei 2012

Putih


Putih...
Semuanya putih
teman yang mengantar letih
pada suatu masa di akhir perjalanan

Putih...
Sejatinya abadi yang hakiki
tempat pembaringan yang lalu menjadi kawan
pada suatu tempat yang menjadi tujuan pulang

Putih...
Tak ada yang lain
hijau yang kau suka
merah yang mengalir pada tubuh yang senada
atau hitam yang membuatmu bangga 
tidak ada, ternyata bukan
hanya putih...

#di depan sosok yang terbujur kaku terbalut kafan

Rabu, 23 Mei 2012

#11


Minggu ketiga Bulan Mei
Masih seindah minggu-minggu sebelumnya
Dan masih seperti malam-malam indah lainnya
Malam itu dibawah bulan yang berbentuk setengah
Ada kamu dan nyanyian
Untuk pertama kalinya aku menyentuh senar
Dan lalu kau tergelak pada ketidaktahuanku
Kemudian kau menyanyikan sebuah lagu
Dan aku terbuai

Selasa, 15 Mei 2012

Padanya Aku Menuju


* Jalan itu masih tampak lengang
   Masih tampak samar menyamar
   Tapi aku tetap berjalan
   Tertuntun pada keyakinan yang teguh
   Di sana....di ujung jalannya
   Ada yang lama aku tunggu
   Padanya yang aku tuju
* Mungkin hari ini aku masih meraba
   Berjalan tertatih kadang merangkak
   Hanya menerka pada sedikit pendar
   Tapi yakin adalah satu-satunya mata cahaya yang tersisa
   Di sana....pada ujung jalannya
   Ada harapan yang lama tersimpan
   Padanya aku menuju

#10


Perjalanan hari itu kau tidak menjanjikan apa-apa
Tapi kau yakin dan aku tidak ragu
Kembali... berhadapan dengan punggungmu
Aku selalu menikmati
Bukan lagi kupu-kupu, rindang pohon atau gemercik air terjun
Kini kau membawaku pada sebuah sejuk
Udara yang bergesek dengan kulit, dingin
Lalu ada cahaya matahari, menghangatkan
Ini perjalanan indah berikutnya
Lebih banyak cerita, banyak kisah
Dan tentu saja pernyataan cinta
Tapi aku memilih bungkam
Lebih baik dibandingkan penolakan


Senin, 14 Mei 2012

#9


Siang itu masih di Bulan Mei
Kau ciptakan maha karya terindah untukku
Kau bisikkan sebuah tempat yang indah
Meski terik telah berganti hujan
Kau yakin dan aku tidak ragu
Kita, di bawah hujan menikmati perjalanan
Di balik punggung kekarmu aku berlindung
Sesekali kau berbalik, memastikan aku aman
Hujanpun berganti teduh ketika kita tiba
Dan kau di sampingku, menggenggamku
Membawaku berjelajah megah alam
Kupu-kupu, rindang pohon, gemercik air terjun
Dan cerita tentang dirimu
Semuanya indah, aku suka
Hari itu,
Tentu akan kuingat sebagai hari paling istimewa
Hanya ada senyummu dan tawaku

#8


Kau dewasa
Itu yang membuatku tergila-gila
Meski penolakanku terlalu jelas malam itu
Meski telah kusakiti segala dirimu
Kau tetap memberi sapaan yang sama di siang hari
Dan perjumpaan yang indah di malam hari
Kau mengerti penolakanku lebih dari aku
Kau mengerti raguku lebih dari aku
Dan aku semakin tergila-gila

#7


Aku suka malam, aku suka aromanya
Selalu sempurna mengingatkanku padamu
Sama seperti malam itu
Semuanya kau ungkapkan jelas
Bukan dengan perhatian, tatapan atau senyumanmu
Tapi dengan kata-kata
Kau mencintaiku, itu yang kuingat
Dan aku tanpa ragu menolaknya
Maaf...
Dan akupun tersedu memandangmu
Hatiku masih terlalu ragu
Kau terlalu indah untukku

Jumat, 11 Mei 2012

#6


Dan seperti malam lainnya yang selalu kau buat indah
Meski malu kuakui
Itu kencan pertama kita
Tak pernah lepas kau menggenggamku
Tak pernah lepas senyumku
Sungguh aku malu
Tapi itu kencan yang indah
Aku suka

#5


Malam itu, malam jumat di Bulan Mei
Dan kau masih berdiri di sampingku
Lalu menggiringku berlari
Di tengah deru menggebu
Ada ombak, ada angin
Dan kitapun bermain
Menebak cerita apa yang dibawa ombak dari kejauhan
Mendengar kisah apa yang dibisikkan angin dalam keheningan
Dan sekali lagi, kau menggiringku pada dimensimu
Kepada substansi yang aku sebut cinta
Dan malam itu untuk pertama kalinya
Aku mencintai laut


#4


Akhirnya semua tak lagi biasa
Sungguh hilang tak bersisa
Hari-hariku lalu dipenuhi kamu
Siang harinya hanya mendengarmu dari kejauhan
Dan malamnya menatapmu tanpa kejenuhan
Tapi semakin kuat kau meyakinkan
Ragu dan hati semakin bergesekan
Aku tahu ada yang salah
Mungkin terlalu cepat



Kamis, 10 Mei 2012

#3


Hari itu...
Pertama kalinya melihatmu diterpaan sinar bulan
Ada sesuatu di tanganmu, kresek...
Wanginya berlomba mengadu pada penciumanku
Dan otakku secepat kilatan cahaya mencerna isinya
Kau tersenyum, aku juga
Dan... tidak lagi dapat kuingat prosesnya
Aku dan kamu duduk berdua
Bersua setusuk demi setusuk
Dan untuk pertama kalinya
Aku berani mengakui ada yang berbeda
Dan lagi, tanpa aku tahu prosesnya
Aku mulai suka
Kamu dan sekantong sate 

#2


Hari itu masih minggu yang sama
Perjumpaan kedua seingatku
Lalu kau mulai berani mengadu rasa
Sayangnya sama sekali tak kumengerti
Kusambut perhatianmu apa adanya
Dan kau selalu keberatan
Senyummu, sapaanmu, tatapanmu
Ingin kuartikan berbeda
Tapi aku takut, dan ragu menderu
Semuanya kupaksakan biasa
Dan aku mesti bisa
Tapi kau terus berusaha, tak hilang asa...

Minggu, 06 Mei 2012

#1

Hari itu pagi yang cerah
Langit masih menyisakan jejak-jejak bulan semalam
Dan aku melihatmu untuk pertama kalinya
Asing....Mengasing....
Lalu terjulur tanganmu
Menepis asing
Seperti mentari yang baru mengenali pagi yang berbeda
Seperti itu kusambut sapamu
Ada yang berdesir tapi tak kumengerti
Mungkin masih belum
Ini perjumpaan pertama kita


*Di hari yang sama 5 tahun yang lalu...

Cerita Bulan Mei


Dear Bulan Mei…
Padamu ada pertemuan yang indah
Denganmu ada kisah-kisah yang merekah
Darimu ada makna yang bertelaah
Aku suka Bulan Mei…
Di sana ada siang yang semangat
Ada malam yang menyemangat
Semua karena ada dia
Semua karena bercerita tentangnya
Itu dia, Mei…
  
^_^