Menyapa Oktober

Selamat pagi Oktober

Semoga aku yang paling pertama menyapa kedatanganmu

Sebab sengaja kutunggu waktu melewati detik pertama dari angka 12

Semoga kita bisa saling berkompromi

Juga semoga ceria bukan hanya milik September

Oleh sebab itu mari bersenang-senang dengan rasa syukur

Kalau Menyenangkan,Keren Jadi Tidak Penting

Aku sungguh tergila-gila dengan puisi

Sebab itu keren

Lalu aku juga mencoba membuat puisi

Tidak keren tentu saja

Tapi katanya itu tidak penting

Yang penting aku menikmati

Sekarang aku masih tergila-gila dengan puisi

Sebab itu menyenangkan

Hadiah Senyuman

Terima kasih

Senyum itu aku anggap sebagai hadiah

Sebab itu ditujukan padaku

Hanya untukku

Doa di Akhir September

Oleh karena September ceria sebentar lagi akan habis

Mari kita tutup dengan sebuah doa

Semogalah kehidupan kita semakin baik

Semogalah kita menjadi semakin manusiawi yang tidak semata-mata memikirkan duniawi

Semogalah kita selalu bahagia

Juga semoga kita semakin banyak bersyukur untuk segala rezeki

Kebahagiaan atau kesedihan

Aamiin

Oleh-Oleh Dari Liburan

Sungguh tidak bisa kubayangkan jika setiap hari hanya bergantung hidup dengan uang Rp 12.500 saja. Untuk aku sendiripun itu sama sekali tidak cukup lalu bagaimana dengan dia yang harus pula menanggung seorang istri dan entah berapa anak.  Dan sungguh, yang membuatku lebih terenyuh adalah untuk mendapatkan uang sebanyak itu dia mesti berjalan menelusuri sungai yang entah berapa kilometer panjangnya, lalu dengan ketinggian air lebih dari empat meter dan harus pula menarik setidaknya enam orang yang duduk asik di ban, menggunakan pelampung sambil menikmati pemandangan. Aku mesti bilang apa ? Selain aku harus lebih banyak bersyukur sebab Tuhan sungguh begitu baik padaku. Juga mungkin harus kukatakan “wahai kawan mari kita saling mencintai sebab itu akan membuat kita menjadi lebih manusiawi.”

Jogja, Aku Sayang Kamu...

Wah kamu tahu tidak Jogja itu baik ?

Ia Jogja ternyata baik

Hari ini aku bermain intip-intipan

Sebab kami tidak bisa saling tatap

Sebab Jogja menyuruh kami belajar

Maka Jogja kubilang baik

Meski menyuruh kami belajar

Dia masih memberi kami kesempatan saling intip

Hahaha…aku sayang Jogja…