Kepada puisi
yang menggantung pada rima-rima
imaji
aku selalu menyukaimu
di sanalah aku mampu
menelanjangi perasaanku
membukanya secara nyata
namun kau tampakkan samar
pada pendar-pendar kata yang
berjatuhan
pada hitam untuk putih
Mungkin bisa sebaris
mungkin pula sebait
atau bisa saja berbukit-bukit
tapi aku selalu berusaha
merakit
mengarung pada lamat-lamat
dan lalu tenggelam menyelam
Kepada puisi
yang terus beterbangan seperti
bunga dandeleon
aku pasti mencarimu
di situlah aku menjadi bebas
getir yang getas
atau amarah yang pedas
akan terasa indah padamu
karena kau puisi
aku memanggilmu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar