Laman

Minggu, 30 Juni 2013

Aku Yang Bisa Jadi Apapun

Ini aku yang menjadi bahasamu
Sebagai pelukan saat lelah menjamahmu
Maka pilih aku sebagai tempatmu pulang saat mendung semakin kelabu
Juga saat lajur pelangi mulai mengabu

Bahasalah aku yang menerjemahkan segala bentuk resahmu
Yang tatkala kering kau gersang yang menunggu hujan membasuhmu
Maka datanglah ke muara yang lalu jadi tempat hati beretemu
Membasuh dahagamu yang tak juga mampu bertemu hujanmu

Irama seperti aku yang melelapkanmu ketika malam tak jua membiarkan kau rebah
Pada udara dingin yang menusuk-nusuk pikirmu dengan gegabah
Menimbun peluh yang telah kau lumat seharian seperti wabah
Ke sini hempaskan segala kemelartanmu lewat aku yang berirama

Karena aku, adalah yang bisa jadi apapun
Seperti apapun saat kau tak bisa apa-apa
Seperti kau bertanya, apa,mengapa, ke mana lalu siapa
Cukup satu jawaban "Aku"

Ketika Rindumu Tertumpuk pada Dinding Kamar

Ketika rindumu tertumpuk pada dinding kamar
Maka biarkan debu-debu itu berganti kata
Meski memang rindu tak beraksara
Hingga hati terasa lubang menganga

Ketika rindumu tertumpuk pada dinding kamar
Sebentuk senyum juga pelukan yang meneduhkan
Lalu sarang laba-laba di langit-langit serupa bentuk-bentuk menjemukan
Yang juga melumat segala perih dalam rasa yang menyakitkan

Ketika rindumu tertumpuk pada dinding kamar
Lalu berkisahlah jendela pada cahaya yang menyapanya pagi ini
Kamu semalam menghitung hari leawat tangis yang perih
Membisiki lelap agar membalasnya dalam mimpi

Ketika rindumu tertumpuk pada dinding kamar
Saat lantai sepi oleh sentuh sang pemilik
Yang hanya berbaring lalu pelan-pelan berbisik
"Pulang"

Jumat, 28 Juni 2013

Jalani

Keputusasaan telah membawaku pada titik sekedar menerima lalu menjalani
Tak ubahnya seperti robot tak berhati
Berjalan, bertingkah lewat kendali
Tanpa hati, tak bisa mati

Makassar International Writers Festival 2013

Hari ini luar biasa. Untuk pertama kalinya aku menyaksikan pesta puisi oleh orang-orang hebat. Yang telah menjadikan puisi sebagai nafasnya. Ahhh mereka luar biasa. Dua jam menyaksikan penampilan mereka  tidak membuatku bergeming sedikitpun. Menikmati kata demi kata yang mereka ucapkan. Semoga masih ada pesta puisi seperti itu lagi. That was awesome....


Ini salah satu performer yang bikin aku nggak bisa berkedip. Namanya Bernard Batubara, kelahiran 9 Juli 1989, mahasiswa teknik yang sudah punya banyak buku puisi yang naik cetak. Salah satu puisinya yang dia bacakan malam ini dan teringat jelas adalah 25 Baris Januari. Ini dia potongan pusinya :


"tapi sambut dan dekaplah, aku hendak menghempaskan diri
dan biar aku bertanya kepadamu sebaris saja dalam puisi ini

kalau aku pergi, apakah kau akan menyuruhku kembali?"

Selasa, 25 Juni 2013

Aku Juga Kisahnya

Bulan...bintang...
Pernahkah kau menemani langkahnya ?
Di kala gelap menelangsa, memeluknya ?
Maukah kau berbagi kisahnya denganku ?
Sebab aku adalah yang lahir setelah itu


Takdir Yang Kutulis

Aku hanya mampu menuliskan takdir yang telah kujalani. Hanya menyalin ulang takdir yang telah tertulis, agar kelak, suatu hari dapat kubaca ulang saat aku lupa. Agar kelak menjadi saksi, aku pernah melakonkan takdir.

Senin, 17 Juni 2013

Pesan Dari Sahabat

Kemarin sebuah pesan singkat dari seorang sahabat yang jauh di sana menyapaku. Lalu tidak kusangka pesan darinya berisi permintaannya agar aku membuatkan dia sebuah puisi untuk pernikahannya beberapa bulan lagi. Aku terharu. Sangat terharu, bukan hanya karena permintaannya tapi lebih karena dia mengingatku sebagai sahabatnya yang mencintai puisi. 

Terima kasih untukmu dan semoga kau menyukai puisinya....  ^^

Minggu, 16 Juni 2013

Berkompromi


Berkompromi dengan segala kekuranganmu adalah satu-satunya jalan berkompromi dengan perasaanku yang telah jatuh dan mencintaimu terlalu dalam.

Senyum Pasi Bulan Sabit


Senyum pasi bulan sabit
Meski manis namun separuh hati lenyap, sakit
Dan mulut tak mampu menjerit
Semogalah malam mampu membalut dalam pekat yang melilit
Senyum pasi bulan sabit

Matilah Kau Dikoyak Sepi


Matilah kau dikoyak sepi
Di antara sekelebat kisah-kisah yang tak kunjung menepi
Merobek segala lapis ketegaran yang membaluti hati
Itulah amarah yang memburai rasa menjadi pedih

Jika Semenit Saja


Jika semenit saja belenggu ini mampu kulepas,
maka akan kuretas kisah-kisah ini lalu kuhapus dan kukupas hingga tanggas
Jika semenit saja penat yang membekap mampu kutepis,
maka akan kuhabiskan sisa hidup ini dengan senyum yang membarisi setiap kata yang kutulis
Jika semenit saja kamu bukanlah udara yang kuhirup dan kuhembus setelahnya,
maka terbang adalah pilihan terbaikku untuk bahagia.

Rabu, 12 Juni 2013

Bersama Damar

Jangan kau padamkan damar yang telah menemani langkah gontaiku
Hanya itulah petunjuk yang memberi arah jalan bagiku
Aku tak ingin meraba juga merangkak lalu tersandung dan jatuh
Biar damar itu menemaniku hingga akhir perjalananku

Wahai Langit Yang Sedang Kelabu

Wahai langit yang sedang kelabu
Mengapa kau terlihat sendu
Adakah rindu yang tersapu jalan berdebu
Atau asap yang mengepul hingga melirihkan rindu
Atau adakah luka hati yang mengoyak kalbu ???

Selasa, 11 Juni 2013

Jodoh

Tak ada yang lebih menyakitkan ketika menjalin hubungan dengan seseorang begitu lama, mencintainya dengan segenap hati, membangun mimpi-mimpi bersamanya namun pada akhirnya harus menyadari bahwa dia bukan jodohmu.



Minggu, 09 Juni 2013

Terima Kasih Sang Maha Baik

Iyya...terima kasih untukmu yang selalu menyediakan tempat pulang untukku di saat aku membutuhkan rumah yang kuinginkan. Juga terima kasih untukmu yang telah menyediakan tempat untukku berkeluh kesah ketika kubutuhkan tempat mencurahkan segala gundah dan sedih. Dan terima kasih untuk tetap menguatkan aku, menjadikan aku bisa berpijak dengan kaki sendiri tapi lalu tidak pernah benar-benar melepasku karena terus berada di belakangku, menahan saat aku akan terjatuh dan menarik tanganku saat aku telah terjatuh. Terima kasih membuatku mencintaimu tanpa tendensi, tanpa intimidasi, Sang Maha Baik...

Air Mata Langit

Seperti langit yang telah disesaki oleh butiran-butiran air, terasa berat olehnya, dia akan menumpahkan lewat hujan. Menitipkan segala beban itu ke bumi...

Sabtu, 08 Juni 2013

Temanku Sesosok Malaikat

Dan ternyata berteman dan bersahabat dengan orang-orang yang baik dan istimewa itu rasanya luar biasa. Setidaknya, jika kita merasa diri kita kurang baik, berteman dengan mereka akan membuat kita merasa lebih baik atau paling tidak terlihat cukup baik.

Pagi ini sempat berbincang-bincang dengan seorang teman yang sungguh punya jiwa luar biasa, luas seluas samudera, lapang selapang bentangan langit. Membuat orang-orang lemah sepertiku menjadi sedikit kuat hanya dengan melihat kekuatan hatinya dalam menghadapi masalah. Dia punya pemikiran sendiri tentang kehidupan. Jika bisa kuvisualisasikan sosok malaikat menurutku, dialah contoh sempurnanya. Hati yang baik luar biasa, keikhlasan yang murni, keistiqomahan yang besar, juga wajah yang tampan, hehehe.... Anyway, aku cuman ingin bilang, terima kasih teman telah menguatkan aku. Semoga keberkahan tetap tercurah untukmu yang baik hati...

Doaku Hari Ini

Hanya ingin berkata Happy Wedding untuk temanku Tini Toon yang punya otak paling ajaib, keceradasan tiada banding. Semoga keluarga barumu selalu diberi kebahagiaan, mendapatkan keturunan yang berguna untuk keluarga dan agamanya, tentu saja dianugrahkan kecerdasan sepertimu.

Dan di acara walimatul 'ursy-nya siang ini akupun sempat berdoa untuk diriku sendiri agar kedua orangtuaku diberikan kesempatan selebar-lebarnya oleh Sang Empunya Kehendak agar kelak bisa melihat aku bahagia, dalam bentuk apapun.

Kucukupkan doa hari ini untuk sahabatku tersayang dan untuk diriku yang terkasih. Aamiin...

Rabu, 05 Juni 2013

Rumah Berlabel Kenangaan ( Dia Yang Membawaku Pulang )

Kubuka pintu... ah tidak ada yang berubah. Hanya saja semuanya tertutup debu. Mungkin telah lama tak tersentuh. Ya... Sebab akulah pemilik rumah ini. Dia hanya menjemputku kembali. Kusentuhkan tanganku pada sebuah lemari yang di sana terpajang gambar-gambar aku yang silam, berderet buku-buku cerita berisi aku dan kelampauan. Lalu ada selembar kain bertuliskan namaku yang tersulam, menggelatak menutupi sesuatu yang saat kusibak adalah album penuh aku dan kenangan. Halaman demi halaman hanya ada aku yang tersenyum penuh mimpi, mengingatkan bahwa akulah pemimpi ulung.

Lalu aku berjalan, membuka jendela agar udara penat ini bisa berganti sejuk. Angin berhembus, namun ah kesejukannya tak mampu menembus pori-pori kulitku yang tertutup berjuta cerita dahulu, menyesaki bahkan menyakitkan. Lalu kurebahkan tubuhku pada sebuah kursi yang dulu selalu menjadi dudukanku kala menuliskan mimpi-mimpiku, atau ketika berkhayal menjelajahi dunia. Sensasinya tidaklah seperti dulu. Membuatku sadar bahwa mimpi yang dulu kubangun di sini, kini telah menjadi aku. Mimpi itu ternyata kembali pulang ke rumahnya, setelah lama berkelana pergi namun tidak membawa apa-apa.

Kupandangi dia yang sedari tadi menimati kesengsaraanku yang berselimut masa lalu, entah apa yang dipkirkannya hingga tega mengantarku ke sini. Kutatap dia penuh harap, lalu dia merangkulku lembut dan berbisik " mimpimu mungkin telah membawamu pergi jauh, namun masa lalu akan selalu membawamu pulang ke rumah." Dia menggenggam tanganku lalu membawaku ke luar dari rumah itu. Entahlah, ke mana lagi dia akan membawaku. Aku selalu percaya suatu hari dia akan membawaku kembali bertualang, mengetuk pintu rumah yang entah diberi label apa...

Dia Yang Membawaku Pulang

Entah apa yang dia rencanakan hingga membawaku kembali lalu mengacak-acak masa lalu yang telah tersimpan rapi dalam alur. Entah apa yang dia inginkan hingga menyeretku pada ingatan-ingatan yang dia tahu selalu melemahkan, meruntuhkan pertahanan dan selalu melumpuhkan. Ah... ketika itu, akupun tak bisa menolak saat dia menggoreskan sebuah jalan yang kukira akan mengantarku maju namun malah membawaku kembali. Membawaku pulang ke rumah yang kucintai namun telah lama kutinggalkan...


Tak Sanggup Lagi

Hari ini ada ujian di kampus, dan karena bangun kesiangan aku ke kampus buru-buru. Untung ada adikku yang bisa mengantarku ke kampus dengan motor. Semuanya berjalan baik-baik saja, di jalanpun tidak macet. Tiba-tiba seorang cowok yang juga berkerdara motor dan tepat berada di belakangku berteriak ke arahku sambil berusaha mengejar motor yang dikendarai adikku.
" Mbak...mbak..." katanya. Aku menoleh ke arahnya sambil kebingungan.
" Wah cakep..." kataku dalam hati. Cowok cakep itu terus saja berteriak sambil berusaha mensejajarkan motornya denganku. Aku menatapnya heran. Lalu setelah jarak kami semakin dekat, diapun berteriak.
" Roknya mbak...roknya mbak..." katanya lagi. Aku menunduk dan memperhatikan rokku dengan bingung.
Lalu dia berteriak lagi. " Belakang...robek mbak..." katanya lagi. Spontan aku meraba rokku bagian belakang dan ya Tuhan, demi apa, aku lupa menarik resleting rokku. Spontan aku menunduk malu sambil terus berusaha menarik resleting rokku. Aku menyuruh adikku memperlambat laju motornya dan membiarkan si cowok cakep berjalan di depan kami dan berharap dia tidak mengenaliku.

Pulang dari kampus, aku berdiri di halte menunggu bus lewat. Tiba-tiba sebuah motor berhenti tepat di depanku dan membuat aku heran. Pengendara motor itu lalu membuka helmnya dan demi apa, orang itu adalah si cowok ganteng yang tadi pagi menegurku.
" Roknya sudah dijahit mbak ?" tanyanya sambil tersenyum ramah. Sungguh tidak sanggup lagi kutahan rasa malu ini. Aku hanya tersenyum sambil berkata " Iya..." sambil berdoa dalam hati agar tidak lagi dipertemukan dengannya.

# FF2in1 " Tak Sanggup Lagi"

Selasa, 04 Juni 2013

Caramu Menyapaku

Hari ini sebuah kenangan menyapaku tanpa jeda
Merayap pada hangat bantal tempatku merebah
Menyusupi mimpi yang kukira tak mungkin lagi datang
Ah dia datang begitu indahnya
Menggores senyum dalam ingatan yang hampir aku lupa
Mungkin saja ini caramu mengingatkan
Bahwa kamu tidak ingin terabaikan

Wajar

Wajar jika kadang aku kecewa
Wajar pula jika kadang aku marah
Karena hubungan yang melibatkan rasa tentulah begitu adanya
Maka semestinya kita saling mengerti 


Kepada Pagi

Kepada pagi yang tidak henti-hentinya menyajikan keindahan, terima kasih.
Kepada pagi yang terus mengingatkan utnuk bangun dan berhenti bermimpi, terima kasih
kepada pagi yang tidak pernah bosan menyapa lewat jendela kamar, terima kasih