Laman

Kamis, 05 Maret 2015

Oh Tuan, Mengapa Mesti Mampir

Andai saja aku bisa memilih
Wahai tuan
Tak usah mampir ke sini
Sebab hatiku tidak menginginkan kamu pergi lagi
Tapi ah…tentu saja aku mengerti
Kamu tak bisa terus di sini
Di sana, kamu telah punya rumah sendiri

Ketika Kamu Kosong

Mari menjadi aku dan rasakan sensasinya
Ketika hidangan lezat itu menjadi bagian dari dirimu
Yang bisa kau rasakan hangatnya
Dapat kau hirup aromanya
Namun tak dapat kau cicipi rasanya
Hanya menjaganya tetap di sana, hingga sang pemilik menyantapnya habis
Dan kamu tiba-tiba kosong

Mari menjadi aku dan rasakan sensasinya
Ketika aku berada di sana
Memberi kepuasan pada pelanggan
Dan lalu mendengar mereka bercerita ini itu
Rahasia ini dan itu
Namun kamu tak bisa berkata apa-apa
Hanya diam dan menunggu hingga hidangan habis
Dan kamu tiba-tiba kosong

Mari menjadi aku dan rasakan sensasinya
Ketika kamu yang pada awalnya bersih dan rapi
Tiba-tiba menarik dan mengundang hasrat penikmatmu
Namun bukan karena kamu, tapi karena yang ada padamu
Lalu dengan senang hati mereka menyambutmu, meletakkanmu perlahan
Mulai menjamah satu-satu yang ada padamu, hingga habis
Dan kamu tiba-tiba kosong

Mari menjadi aku dan rasakan sensasinya
Ketika kamu telah kosong, atau mungkin hanya tertinggal sisa-sisa di beberapa bagian darimu
Lalu kamu akan disingkirkan, ditumpuk bersama mereka yang kosong, kotor
Dan tak tahu hangat dan aroma apa lagi yang membuatmu menarik berikutnya

Mari menjadi aku dan rasakan sensasinya
Menjadi sebuah piring pada sebuah rumah makan mewah
Yang sepiringmu bisa dihargai sangat mahal
Namun setelah hidangan habis
Kamu kosong
Dan akan tertumpuk di sudut dapur yang kotor
Itulah aku, itulah hidupku dan kurasa manusia yang menikmati hidanganku banyak yang sepertiku
Kurasa...aku sering mendengar rahasia kecil mereka...