Laman

Kamis, 26 Januari 2012

Nenek....

Di suatu pagi yang nampaknya sama saja dengan hari-hari sebelumnya, aku berjalan menikmati sajian Tuhan yang indah. Semuanya sama, tidak ada yang istimewa. Sampai mataku mendapati sebuah senyum lucu dan menggemaskan. Makhluk itu mungil, penuh ketulusan tentu saja. Duduk di pangkuan seseorang yang jauh...jauh lebih tua darinya. Aku pasti akan memanggilnya nenek jika kusapa dia. Aku tersenyum pada si makhluk kecil dan sang nenek kemudian melanjutkan berjalan. Dan pagi itu, tidak lagi menjadi pagi yang biasa. Senyum bahagia sang adik kecil mengingatkanku beberapa tahun silam ketika, dia, orang yang sangat aku cintai masih bisa memelukku, membelai rambutku dengan kasih sayang dan membuatkan sarapan yang selalu aku sukai. Tidak akan ada  yang bisa menandingi rasanya. Lalu aku sadar, lidahku sudah terlalu kaku menyebut kata itu. Sudah sangat lama ketika terakhir kali kata itu keluar dari mulutku. Bahkan aku sempat lupa kalau dulu dia adalah satu-satunya teman yang bisa aku bagi apapun dengannya. Dia yang paling tahu, paling mengerti....

Aku masih mendapati diriku berjalan. Tapi kini tidak mampu lagi menikmati di sekelilingku. Di kepalaku, dihatiku hanya ada satu rasa, RINDU. Tiba-tiba ada yang menetes dari ujung mataku. Aku baru ingat, ini kali pertama aku menangis semenjak kepergiannya. Kutarik napas dalam-dalam dan kubisikkan satu kata dengan bibir bergetar....NENEK....Semoga kau mendengarnya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar