Di
kepalaku, aku sibuk memikirkan kesedihan-kesedihan apa yang akan aku alami
setelahnya,
hingga
aku lupa takut pada kematian itu sendiri.
Tidak
pula memikirkan, bahwa jika Tuhan berkehendak,
detik
inipun aku bisa mati.
Lalu
telah siapkah aku ???
Ah,
otakku kadang-kadang memang tidak realistis
Ia
hanya memikirkan nasibnya ketika ditinggal pergi,
bukan
ketika ia harus pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar