Laman

Senin, 16 Januari 2012

Kau dan Candu

Aku tidak pernah tahu sejak kapan dan sampai kapan ini berlangsung. Rasa yang aku sebut penyakit ini mengharuskanku memikirkan semua hal tentangmu bahkan lebih dari 3 kali sehari. Seperti penyakit kronis yang obatnya adalah memikirkanmu, melihatmu dan membayangkanmu. Aku bahkan tidak pernah tahu sejak kapan penyakit ini menggerogoti sistem kerja otakku. Fungsi motorik, sensorik bahkan asosiasi otakku bekerja tidak seperti biasanya.
Aku tidak pernah mengerti apa ini. Kau telah lama berada dalam hidupku. Setidaknya lebih dari 4 tahun tapi baru akhir-akhir ini aku menyadari ada yang salah. Sungguh tidak wajar. Aku mencoba mempelajari gaya hidupmu, mencoba mencintai apa yang kau cintai, mencoba mengerti setiap pemikiranmu yang dulu aku anggap konyol, mencoba menyukai semua yang kau sukai.
Mungkin aku sudah kecanduan atau lebih sedikit ringan jika aku sebut ketergantungan. Awalnya aku menganggapmu sebagai obat biasa yang menyembuhkan tapi ternyata keterbiasaan justru menyebabkan candu,ketergantungan. Dan aku tahu ini semua salah. Duniaku kini berputar hanya antara Tuhan dan kamu. Sesuatu yang benar-benar jauh dari kewajaran yang selama ini aku jalani.
Suatu hari,handphoneku berbunyi. Ternyata sebuah pesan singkat darimu. Dan seperti kebiasaanmu yang akupun baru tahu tidak lama ini, masih terjaga di subuh buta. Pesan itu masuk sebelum matahari terbangun dari tidurnya dan bulan baru akan berjalan keperistirahatannya. Aku tidak tahu kepada siapa sebenarnya pesan itu kamu tujukan, tapi seperti sebuah dongeng yang dulu ibuku sering baca untukku menjelang tidur,sejak saat itu menjelang tidur pasti akan kubaca pesan itu.
Sampai sekarangpun tidak pernah kutahu,apa nama yang tepat untuk candu ini. Tidak ingin kunamakan cinta. Karena sudah terlalu banyak candu yang telah kuberi label cinta. Dan candu kali ini istimewa. Seperti judul sebuah lagu yang hampir setiap hari membuatku menangis saat mendengarnya.
Tidak akan lama lagi,mungkin, menghabiskan setengah dari perputaran waktu bersamamu akan berakhir. Dua atau tiga bulan kedepan semuanya tentu tidak akan sama lagi. Tapi rutinitas minum obat yang berlebihan atau membaca dongeng tidur atau menangis karena syair istimewa tidak akan berakhir secepat itu.
Terima kasih untukmu yang telah merubah banyak hal dalam hidupku. Bersamamu adalah tawa, bersamamu adalah belajar, bersamamu adalah mengerti, bersamamu adalah peduli. Aku senang pernah belajar banyak hal saat bersamamu.
Untukmu....seorang kekasih yang sangat baik hati....”Pagi dan senja tidak mungkin akan bersama”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar