Akar…
Bagaimana rasanya
hidup tanpa harus meninggalkan tempat asalmu?
Bahagia terus
bersama yang menjadikanmu ada
Masak dari daun
yang sama
Makan dari batang
yang sama
Tidur dalam buaian
yang sama
Setiap hari,
sepanjang hidupmu
Akar…
Di sini dunia
terlalu kejam
Ada banyak yang
terlahir lalu terbuang
Ada banyak yang
melahirkan lalu dibuang
Mereka yang hidup
hanya untuk hari itu saja
Besok? Urusan besok
Pulang, mungkin
sudah lama mereka tak memikirkan
Harus ke mana? Tak
ada yang bisa disebut rumah
Pulang? Mungkin
satu-satunya ketika dia sudah terkubur
Akar…
Bagaimana kabarmu
di bawah sana?
Ah pasti sangat
menyenangkan
Aku lihat si daun
semakin hijau dan berseri
Si batang semakin
gemuk dan bahagia
Kamu pastilah
selalu riang gembira
Tidak seperti malam
ini
Berapa banyak
tubuh ringkih yang tertidur pulas di pinggir jalan
Mungkin belum juga
perutnya kenyang, namun lelah memaksanya terlelap
Miris, namun
apalah dayaku akar
Aku tak sehebat
dirimu
Bisa menopang
hidup daun yang entah berapa banyaknya, juga batang yang entah sebanyak apa dia
jika makan
Hahaha, batang
akan marah jika aku mengatakan ini. Semoga dia sudah pulas
Akar…
Bantulah aku…
Doakanlah negeriku
agar mereka yang hidup di sini bisa bahagia sepertimu
Agar tak ada lagi
mereka yang tidur di pinggir-pinggir jalan
Di atas gerobak
Di tanah yang
basah
Kelaparan, kedinginan
Ah…aku sudahi
ceritaku malam ini akar
Aku malu, tak
pernah kau dengar cerita indah tentang negeriku
Selamat tidur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar