Laman

Minggu, 30 Maret 2014

Kepada Akar

Akar…
Bagaimana rasanya hidup tanpa harus meninggalkan tempat asalmu?
Bahagia terus bersama yang menjadikanmu ada
Masak dari daun yang sama
Makan dari batang yang sama
Tidur dalam buaian yang sama
Setiap hari, sepanjang hidupmu

Akar…
Di sini dunia terlalu kejam
Ada banyak yang terlahir lalu terbuang
Ada banyak yang melahirkan lalu dibuang
Mereka yang hidup hanya untuk hari itu saja
Besok? Urusan besok
Pulang, mungkin sudah lama mereka tak memikirkan
Harus ke mana? Tak ada yang bisa disebut rumah
Pulang? Mungkin satu-satunya ketika dia sudah terkubur

Akar…
Bagaimana kabarmu di bawah sana?
Ah pasti sangat menyenangkan
Aku lihat si daun semakin hijau dan berseri
Si batang semakin gemuk dan bahagia
Kamu pastilah selalu riang gembira
Tidak seperti malam ini
Berapa banyak tubuh ringkih yang tertidur pulas di pinggir jalan
Mungkin belum juga perutnya kenyang, namun lelah memaksanya terlelap
Miris, namun apalah dayaku akar
Aku tak sehebat dirimu
Bisa menopang hidup daun yang entah berapa banyaknya, juga batang yang entah sebanyak apa dia jika makan
Hahaha, batang akan marah jika aku mengatakan ini. Semoga dia sudah pulas

Akar…
Bantulah aku…
Doakanlah negeriku agar mereka yang hidup di sini bisa bahagia sepertimu
Agar tak ada lagi mereka yang tidur di pinggir-pinggir jalan
Di atas gerobak
Di tanah yang basah
Kelaparan, kedinginan
Ah…aku sudahi ceritaku malam ini akar
Aku malu, tak pernah kau dengar cerita indah tentang negeriku

Selamat tidur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar