Malam ini lucu sekali. biar kubagi di sni saja. Di sana, aku dikira ngeles. Jadi biarkanlah begitu. Semoga mereka diampuni karena salah berprasangka,hahaha...
Jadi begini, sehari ini aku bbman dengan seorang sahabat baikku. Dia bilang kalau hari ini dia begitu rindu padaku. Menyuruhku mengunjunginya secepatnya. Sayangnya dia berada di kota yang jauh di sana dan aku tentu saja tidak punya keberanian beprgian terlalu jauh sendirian. Lalu mulailah kami bercerita banyak hal. Rindunya padaku yang mengharuskan aku melunasinya, rindunya pada teman-temanku yang lain yang sudah begitu lama tidak bertemu juga rindunya pada sang suami yang tinggal jauh darinya karena urusan pekerjaan.
Lalu malam ini tiba-tiba aku teringat padanya. Kucoba menuangkan segala macam rindunya yang tidak tersampaikan pada yang dirindukan lewat twit twit sejenis puisi. Dan wouuuwww tidak pernah kusangka aku terjerat fitnah, tapi tidak mengapa. Aku sahabatmu, dan aku sungguh ingin menulis rindumu lewat kata. Biar begitu saja kurasa. Mereka tidak tahu, mereka berhak menilai apa saja. Mari merenda rindu kawan, semoga rindumu cepat berbalas ya....
Ini rindumu yang telah kubentuk lewat kata :
~ Apa salahnya ? Tentu tidak ada. Ketika aku menyimpan kamu untuk berlama-lama, karena itu selera. Karena aku suka.
~ Ketika malam, ketika kusimpan kenangan yang karam, ketika rindu seketika bungkam, ketika kamu gali yang memiliki segala salam.
~ Satu hari, dua hari, tiga hari, lalu berhari-hari aku tertatih dalam perih. Rindu yang memuakkan namun kunikmati sekali.
~ Dulu aku melihatmu seperti rumput-rumput yang tumbuh di taman, biasa saja. Sekarang aku merindukanmu seperti pelangi setelah hujan, luar biasa.
~ Teguklah segala rindu yang kutuangkan pada secangkir kenangan. Semoga bisa membasuh dahaga ragumu yang tertahan.
~ Ayo ayo mari merenda rindu. Milikmu atau bukan, rasa itu tetap istimewa untuk kau seduh dan nikmati saat itu masih hangat.
Semua ini untukmu. Maaf aku salah satu yang membuat rindumu tidak berbalas. Hari ini giliranmu rindu, mungkin besok giliranku.
Sabtu, 27 April 2013
Kamis, 11 April 2013
Manusiawi Berduniawi
Ini dunia
memang panggung
Panggung
sandiwara juga politik
Yang tidak
bersandiwara akan terluka
Yang tak
berpolitik akan kalah
Ini dunia juga rimba
Hukum
seleksi tentulah berlaku
Yang kuat
tetap bertahan
Yang lemah
akan binasa
Inilah dunia
Itu
pelangi, hujan, embun pagi, deru ombak, kabut tipis
Cuma
setitik keindahan dari kemelaratan yang ada
Hanya segenggam
keindahan dari kepahitan yang nyata
Lalu ada manusia yang terhambakan
Terhambakan
nafsu juga kehormatan
Di sini
saja, berpijak pada bumi
Karena ini
tempat segala nafsu memanjakanmu
Juga
segala hormat yang kau sembah
Ini dunia
bagi nafsu manusiawi yang berduniawi
Senin, 08 April 2013
Rindu (2)
Merindukanmu mungkin akan menjadi hukuman bagiku yang selama
ini mengabaikanmu. Kini aku tahu rasanya rindu, yang mungkin dulu adalah
giliranmu, namun sekarang menjadi sepenuhnya bagianku. Ah... semoga belum
terlambat, aku merindukanmu...
Bodohnya Kamu
Menyakitkan...
Malang
juga...
Bodoh
tentu saja...
Juga
sedikit gila...
Betapa kau berjuang keras terlihat sempurna di depannya
Namun
baginya, keindahan tidak terletak padamu
Bahkan ada
lebih banyak di sana yang menarik perhatiannya
Tapi tentu
juga bukan kamu
Lalu selama kau sibuk dengan memperlihatkan betapa sempurnanya
kau,
di
depannya yang bahkan tak sekalipun melihatmu,
Di sudut
sana, ada sebuah bayang yang terus mengikutimu
Mencintaimu
tanpa mesti kau tunjukkan apapun
Menjagamu
tanpa pernah kau minta
Melihatmu
begitu sempurna
Ah bodohlah kau...
Mengabaikannya
ditengah keterabaianmu
Menyia-nyiakan
diri tanpa kau sadar betapa bernilai kau baginya
Maka
berhentilah untuknya yang tak pernah menyadari keberadaanmu
Lalu
lihatlah bayang yang terus mengikutimu itu
Dia
tentulah yang menghargaimu lebih dari dirimu
Langganan:
Postingan (Atom)